Kang JAMal & Nostalgia Pulau Buru 70 an
Nostalgia
70an Kebersamaan Ketika Tugas di Inrehab Pulau Buru Maluku.
Kisah Tapol G30S: Mengubah Buru Menjadi Pulau 'Surga'
Suriyanto
| CNN Indonesia
Rabu,
30 Sep 2015 18:18 WIB
Tumiso, bekas tahanan
Pulau Buru yang juga orang dekat sastrawan Pramoedya Ananta Toer. (CNN
Indonesia/Suriyanto)
Jakarta,
CNN Indonesia -- Tumiso masih ingat jelas bagaimana ia menginjakan kaki di
Pulau Buru saat pertama kali tahun 1969. Hutan, rawa-rawa dan padang rumput
adalah pemandangan pertama yang dilihatnya di salah satu pulau di Provinsi
Maluku itu.
Tak ada rumah ataupun
gubuk untuk tempat para tahanan politik tidur. Para tapol yang dikirim
benar-benar membuka lahan baru untuk ditinggali.
Tumiso
salah satu tapol gelombang pertama yang datang ke pulau itu untuk diasingkan.
Ia satu rombongan bersama sastrawan Pramoedya Ananta Toer dan anggota
Sekretariat Pusat Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) Oey Hay Djoen.
Tumiso menuturkan, ia
dipindahkan ke Pulau Buru pada 17 Agustus 1969 setelah beberapa tahun dipenjara
di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah. "Sepuluh hari perjalanan menggunakan
kapal ADRI 10, kami tiba di Namlea untuk transit selama sebulan di rumah
tahanan di sana," kata Tumiso saat ditemui CNN Indonesia.
Namun
karena kekurangan makan di tempat sementara itu, para tapol tak sabar ingin
segera ke lokasi pengasingan. Oleh para tentara, para tapol ini diberi makan
nasi bercampur bahan makanan ternak bernama bulgur. "Empat bulan makan itu
tanpa garam," katanya.
Lihat
juga:Tumiso, Si Penyelundup Naskah Pramoedya
Kepada komandan dari
tentara yang mengawal para tapol saat itu, Tumiso meminta izin menyurvei lokasi
yang akan mereka gunakan nanti di Pulau Buru. Rencananya di lokasi pengasingan
itu, para tapol akan membuka lahan dan menanaminya untuk kehidupan sehari-hari
mereka.
Saat
survei, Tumiso melihat tanaman salak, sukun hingga sarang lebah bergelantungan.
Harapan besar ada di depan mata.
Namun sayang, saat
menempati lokasi pengasingan, tanaman yang kira salak ternyata hanya pucuk
pohon rotan, tanaman yang dikira sukun ternyata kluwih yang tak bisa dimakan,
dan sarang lebah yang bergelantungan di pohon itu ternyata adalah rumah rayap.
Para
tapol tak menyerah begitu saja, begitu mulai tinggal di lokasi pengasingan
mereka langsung menanam singkong. Namun karena saat itu masih musim kemarau,
semua tanaman tak bisa tumbuh meski sudah disiram.
Bahan makanan kurang
membuat asupan gizin untuk para tapol tak mencukupi. Padahal baru datang di
lokasi pengasingan, mereka harus membuat barak sendiri untuk tinggal dan membuka
lahan pertanian. Ilalang pun harus dicabuti dengan tangan telanjang untuk
dibuat huma atau ladang.
Lihat
juga:Kala Jelangkung Mengaku Sebagai Nyoto Petinggi PKI
Tangan para tahanan
ini penuh dengan luka. Beberapa tapol ada yang tangannya terluka karena tersayat
rumput segitiga, jenis rumput yang tajam seperti silet yang hidup disela-sela
ilalang.
"Siang
hari panas 42 derajat, malam hari turun hingga 18 derajat," kata Tumiso.
Suhu yang demikian tinggi membuat kulit para tapol melepuh saat bekerja pada siang
hari. Mereka bekerja tak memakai baju karena sejak ditahan di Nusakambangan,
keluarga tak ada lagi keluarga yang membesuk untuk sekadar membawakan pakaian.
Nikmatnya Sayur
Panglima
Musim
hujan mulai datang. Tanah mulai gembur, singkong yang ditanam mulai bertunas.
Tak hanya itu, rusa juga mulai keluar bersama anaknya dari hutan yang ada di
sekitar lokasi pengasingan. Ikan mujair juga mulai terlihat di rawa-rawa yang
berair.
"Kebutuhan
protein mulai kami dapat dari anak menjangan yang tersesat, kami juga makan
ular yang keluar sarang untuk mencari makan," kata Tumiso.
Beberapa
kali mereka menemukan ular sepanjang 6 meter yang keluar sarang mencari makan
setelah beberapa bulan bersembunyi saat musim panas. Ladang pun mulai dibuat
memanfatkan padang ilalang yang sudah dicabuti.
Secara bertahap,
sawah sebagai sumber produksi pangan…
KANG JAMAL DAN GUNUNG MERAPI
Assalamualaikum
wr wb.. Selamat sore, semoga sehat selalu, lagi dijagain Padi takut ada
serangan hama, sudah mulai keluar bulir bulir padinya. ☕
Dapat
Cerita dari Lereng Merapi..
Bagi
Orang Asli Jogja Gunung Merapi bukan sekadar Gunung, tapi ada juga Aneka Kisah
Mistis.
Merapi
sebagai bagian dari poros Sumbu Imajiner Yogyakarta.
Pantai Parangkusumo,
Pantai Parangtritis, Keraton Yogya, Malioboro, dan Gunung Merapi adalah Kawasan
yang membentuk Sumbu Imajiner Kota Yogyakarta?
Poros pertama dari
Sumbu Imajiner adalah Laut Selatan, yang diwakili Pantai Parangkusumo.
Dipercayai bahwa Laut Selatan dikuasai oleh Nyi Roro Kidul, Sang Ratu
Mitologis.
Poros lain dari Garis
Imajiner Yogyakarta adalah Panggung Krapyak, Keraton, dan Tugu Pal Putih.
Jika ditarik garis
lurus Imajiner dari Pantai Parangkusumo dengan melewati Panggung Krapyak,
Keraton, dan Tugu Pal Putih, maka akan mangarah ke Gunung Merapi.
Mera…Katanya Gunung
Merapi awalnya berada ditepi pantai, kemudian dipindahkan oleh kedua Empu dan
terjadi juga pertempuran.. Akhirnya Merapi pindah ketengah tengah Pulau Jawa
supaya tidak oleng kitu cenah...
Di ajak teman makan
Sate Klatak Pak Pong.... 2 tusuk
harganya 30 ribu, sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan Sate hanya bedanya
tusukannya pakai kawat, pengunjungnya ramainya bukan main, warungnya ngomplek
ada beberapa tempat dan luas luas penuh dengan pengunjung, padahal disepanjang
jalan Imogiri kiri kanan jalan berderet Warung Sate Klatak dan rame...
KANG JAMAL- JOGYA DES 2023 |
KANG JAMAL DI MASJID PIYUNGAN-JOGYA- DES 2022 |
WA KANG
JAMAL, DES22
PROF DR. JAMAL NAPAK TILAS BOGOR
KANG JAMAL- LATAR BELAKANG GEDUNG MERDEKA & KOTA BOGOR OKT22 ( foto Jamal-edit nks 21okt22) |
Tapi tidak pernah
melihat Gedung Merdeka, kecuali jalan Merdeka...
Kesan perjuangannya
di Bogor sampai sekarang masih sangat tinggi, buktinya di Terminal Bogor setiap
orang yang baru turun dari Bus selalu diteriakin Merdeka... Merdeka 🇲🇨
😄. ..
Setelah nulis tadi
kepikiran di daerah mana lokasi Gedung Merdeka yang pernah jadi Sejarah Jema'at
Bogor... Iseng iseng googling dan hasilnya... 👆
Kang Jamal
di "Hutan Bogor"
Pertama
kali ke Bogor tahun 1962 diajak orang tua ikut Kongres, dari Manis Lor kami
sewa Bus ke Bandung, nama Busnya Two Bross yang terkenal pada masa itu jurusan
Cirebon Bandung, yang ditulis pada papan di atas kaca depan Bus, karena kami
rombongan papannya dibalik jadi "Picnic".
Di
Bandung kami menginap dulu semalam di Masjid jalan Haji Sapari, menunggu jadwal
Kereta Api ke Bogor...
Bahagia
rasanya waktu itu Anak Desa pertama kali Naik Kereta Api yang orang orang
bilang Kereta Gebos.. Tuuuiiiit... Tuuuiiiit... Juuusss.... Jeeesss....
Juuusss.... Jeeesss... dari cerobong locomotif asap hitam mengepul tinggi...
Serunya
ketika masuk terowongan Lampegan, gelap gulita, sunyi senyap semua berdoa,
mungkin para orang tua berpikir membayangkan gelapnya lorong Neraka... saya mah
belum ngerti apa itu Surga dan Neraka, yang ada hanya seru saja,..
Di
Bogor nginepnya di Sekolah SD, tapi gak hapal di daerah mana, yang ingat kalau
mandi (MCK) di Kali Cisadane, dan tempat Kongresnya di Gedung Merdeka, kalau
berangkat ke Gedung jalan kaki baris dua dua... Tuwa..tuwa..... Lokasi Gedung
gak ingat lagi disebelah mana, kalau pohon pohon besarnya masih ada sampai
sekarang...
Bandung
terkenal sebagai Kota Kembang yang sejuk dan Asri... Bogor dikenal Kota Hujan,
dingin... Duuuhh Segernya.... (ctt WA kj 20okt22)
Wawancara Exsklusip Emajiner N.Kukuh dengan Profesor Jamal
N.Kukuh;
Sebelum mulai, saya pastikan
dulu ya, sampeyan kan lahir Desember 1950- boleh Saya Panggil nama dengan Kang Jamal saja? Tanpa tambahan Prof kah? Karena
sampeyan kan lebih TUA? Waktu sampeyan SMP saya masih SR- sekarang SD lah.
Prof
Jalmal; Oooh ndak papa –
boleh. Saya juga boleh panggil nama sampeyan Mas Kukuh aja ya? Kalo tiga suku
kata- nama sampeyan, harus disebut semua kan kepanjangan? Ha ha ha… Monggo
lanjut
N.Kukuh;
Maaf kalo pertanyaan saya
terlalu tajam, setajam silet nya RCTI ya?
Prof
Jamal; Tenang , aman, saya
kan biasa bawa bendo, clurit, golok, badik ke
sawah sejak tugas di Pulau Buru, ngurus Tahanan Politiknya pak Harto dulu- jadi kalo Cuma silet mah kecil. Monggo lanjut….
N.Kukuh; Begini
pertinyi in nyi…., itu temen-temen di WA Group- WAG, kalo manggil sampeyan kok
depannya pake Profesor Doktor ? Itu beneran? Gelar Prof Dr. itu dapet dari mana
Kang Jamal? Di foto kan sampeyan ngakunya PETANI yang lagi panen padi di sawah?
Lha petani kok bisa jadi Profesor itu- gimana ceritanya? Jangan- jangan
sampeyan Cuma berguru sama Mbah Promoedya Ananta Toor, sang Sastrawan PKI yang
di tahan di Pulau Buru itu, kang Jamal kuliahnya di Pulau Buru, trus dikasih
gelar Independent Prof Dr. sama mbah Pramoedya ya?? Ato coba terangkan yang
benernya gimana?
Prof
Jamal; OooAllah, itu temen-temen kan terlalu baik
sama saya. Beliau-beliau itu sering konsultasi kesehatan sama saya, trus tak
kasih obat Homeophaty. Waktu mereka keluarkan dompet mau bayar, saya menolak,
padahal sebenarnya saya juga butuh duit. Jadi mungkin, mungkin ini lho…. Sebagai
tanda terimakasih itu, beliau-beliau memanggil saya dengan titel Profesor
Doktor.
N.Kukuh;
Aaahhh… jangan ngeles lah. Kang
Jamal pasti pernah Kuliah ke luar Negeri ya? Itu buktinya ada foto kang Jamal
yang tulisanya didepan ” The Royal Homeophaty Hospital London”?
Prof
Jamal; Whalah… hari gini kok
heran sama tulisan Papan Nama Luar Negeri. Lha sampeyan juga bisa bikin di
tukang cetak spanduk, di Grogol, trus pasang di rumah, lalu sampeyan poto-poto
didepan spanduk kan bisa?
N.Kukuh;
Ndak boleh gitu, itu namanya
sampeyan melenyek kan Almamater, kalo lulusan luar Negeri ya mbok Ngaku saja.
Biar para pengagum sampeyan tenang dan bangga!
Prof
Jamal; Beneran. Saya ini cuma Petani, kadang- kadang jadi Jawara dll. Mosok Petani kok ke LONDON? Emang ke
London bisa naik Kebo….?
Jurnalis paling pintar membuat judul tulisannya yang
menggairahkan tujuannya agar pembaca penasaran untuk membacanya... hebat....
sedikit koreksi yang lahir bulan September mah Hazrat Khalifatul Masih V....
kalau saya mah Lelaki Desember... 😍
Yayat komen
begini di WAG-19okt22
[11.17,
19/10/2022] Jai Yayat Cianjur KPA Pwt87: Sekitar th 2000 an waktu itu saya
pernah berkunjung ke rumah nya pak Jamal
kalau tidak salah rumah nya di kawasan Cilandak Jakarta Selatan.
Saya
memborong jenis jenis obat Homeopati waktu itu atas pesenan adik saya yang
Mahasiswa IPB waktu itu. Pak Jamal pakai kaca mata waktu itu masih kelihatan
muda dan selalu tegar dan swhat th 2000 an.
[11.18,
19/10/2022] Jai Yayat Cianjur KPA Pwt87: #sehat
Komen Aep
Ronin di WAG 19okt22;
Sewaktu atfal setiap jumatan ke Petojo dari Jelambar jalan kaki sama bapak Almarhum, sering bener ketemu sosok pak Nono ini, dengan peci khas urdu nya, dan setiap acara jemaat dimanapun selalu ketemu
Tahun 2014
klo tidak salah sekitar jam 3 saya di telp Abangku Daeng, beliau bilang klo
sempat dan ada waktunya agar bisa hadir di hotel Segar Alam Garut saya tanya ada apa, beliau hanya bilang
hadir aja ada pokok bahasan penting
Hanya itu,
akhirnya saya cari sopir dan jam jam 4 sore otw dari Cengkareng ke Garut
Sampai di
hotel jelang magrib ada sosok kecil di pojokan sedang mainkan laptop beliau
langsung menyambut saya dengan ramah di susul menyambut tuan rumah pak Ukun
Maskawan dan mempersilahkan untuk makan, tak lama yang sedang rapat bubar untuk
sholat magrib, pertama juga yang turun dengan ramah seorang Anshori ber blangkon
dari Jogja menyambut saya
Dan sosok
ini Dimata saya tak asing baik pak Nono dan Anshori ber belangkon itu hanya
saya tidak tanya ini siapa dari mana nya
Setelah
sholat Jama dan makan rapat di lanjut, disitu hadir para petinggi JAI yang juga
banyak saya kenal dari Alm pak Widodo, pak kandali dll namun gak ada yang ramah
klo saya lihat hasem Kabeh ge 😃😃
yang hanya
tiga sosok itu saja pak Nono, pak Ukun Maskawan dan Anshor ber blangkon itu dan
saat perkenalan baru saya tau klo sosok yang sering ketemu dan nyambut saya itu
namanya pak Nono
Dan lebih
kaget lagi saat sosok Anshor ber blangkon memperkenal diri kalau beliau itu DR
Munawar yang sering bener saya dengar nama beliau di sebut.
Masing
masing peserta hadir dari para akademisi dan pakar masing masing bidang
memaparkan, sekitar jam 24: 15 menit giliran saya diminta memaparkan yang saya
gak tau pokonya di suruh ngomong aja, bingung saya akedimisi bukan , praktisi
bukan dan apapun bukan untuk acara tersebut, yang entah kenapa saya langsung
ngomong cukup lama saat mau stop pak DR Munawar malah silahkan di lanjut bicara
nya, heran nya saya semua peserta serius menyimak pembicaraan saya aneh saya rasakan saat itu
Pagi nya
setelah sholat subuh saat sedang ngopi pak Nono lagi aja sama pak DR Munawar plus
pak Hadi ajak saya olah raga jalan pagi, dan saya pun ikut serta
di situlah
saya banyak tau ttg sosok pak Nono sang misterius 😃😃😃
kenapa saya bilang misterius karena beliau putar Video bawa duit SBY Katingan yg begitu banyak nya, dan bisa nunjuk nunjuk sesuatu ke
SBY ?
juga sosok
pak Munawar pak ukun yang begitu ramah nya terhadap saya yg merupakan orang
disitu
Sejak itu
intensitas komunikasi dengan pak Nono kerap sekali juga dengan pak ukun, dan
pak Nono mengawali mengenalkan dunia crypto walau saya gak pernah ikuti, walau
akhirnya ternyata saat ini saya menggeluti dan berharap sebuah perubahan
ekonomi dari dunia
Pak Nono
kukuh sang sosok misterius bagi saya
BESAMBUNG………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar