Gus Miftah
Nama lengkapnya; DR. KH.
Agus Miftach, panggilanya Gus Miftah. Dia Ketua KPU Indonesia 1999, yang
menggantikan Jendral Rudini- karena sakit. Pria kelahiran Demak Jawatengah 1956
ini, memimpin KPU 1999 yang anggotanya lebih 40, semua dari Partai Politik, kecuali
Jendral Rudini dan Adnan Buyung Nasution SH- yang mewakili unsur Pemerintah.
Gus Miftach juga
Lulusan Akademi Intelejen Belgia, yang disekolahkan oleh Presiden Soeharto, tapi setelah lulus dipenjara 4 kali oleh Rezim Pak Harto juga, seangkatan dengan Perdana Menteri Singapore
pengganti Lee Kwan You dulu, juga barengan dengan Perdana Menteri Jepang- yang
lumayan Kaya.
Ya, jaman setelah
Reformasi, Indonesia memang tumbuh puluhan Partai Politik baru yang menguasai
Senayan dan sebagian besar anggaran Negara. Gus Miftach adalah salah satu Ketua
Partai Kecil- yang mampu mendominasi KPU 1999, ditengah Bengisnya Hazrat
Politikus Muda yang juga duduk di KPU.
Gus Miftach
dan Ahmadiyah
Gus Miftach juga
punya kelompok Pengajian namanya “Tauchid Wahdatul Ummah- TWU” , berlokasi
di Permata Hijau Jakarta Selatan, dekat
rumahnya mas Surya Paloh- Bos NASDEM itu.
Uniknya, TWU ini
setiap Pengajian , tiap Jum’at malam Sabtu, yang hadir boleh siapa saja. Dari
Tukang Becak, Pemulung, Mahasiswa, para Ketua dan Tokoh PARPOL, sejumalah
Jendral, Para Teroris – Pembajak Pesawal Woyla, Tokoh Islam dan Non Islam Garis
Lurus sampai Garis Keras, sampai Mantan Presiden dll.
Tercatat, dari yang
biasa ikut ngaji di TWU, semua di persilahkan ngisi daftar HADIR, kebetulan
yang Ngurus N.Kukuh- yang berposisi sebagai KALASATGATSUS FPN- Front Persatuan
Nasional, Organisasi Aliansi Aktivis 54 Parpol, Pimpinan Gus Miftah pula, yang
Bermarkas di Manggala Wanabakti samping Gedung DPR RI- yang diberi Kantor
Gratis oleh Menhut Sudjarwo waktu itu.
Kukuh dan Gus Nuril - Jkt 2016
N.Kukuh sambil membagikan Makanan dan Minuman Gratis bagi tiap peserta Pengajian- ya “setengah memaksa” supaya semua yang ikut ngaji ngisi Daftar Hadir. Ini sih trick nya Gus Miftach pula.
Ada nama; Fuad
Bawazier- Bendahara dan Pendiri awal Partai HANURA nya Jendral Wiranto, Agung
Mozein- Bendahara nya PAN- jaman Amin Rais, Jendral Jaja- Pangdam Jaya, Gus
Dur, Mln. Mirajudin Shd (Amir Ahmadiyah) 2022,
Ismail Yusanto- Bos HTI, Egi Sujana- Sang Tokoh Garis Keras, Gus Nuril-
Panglima PBM nya Gus Dur, Sutradara Film Hanung Bramantyo, sampai Pembunuh
Munir , Asisten Pribadi Presiden Soeharto-exs Kapolda DIY, juga Tomy Soeharto- dll.
Selain membahas
kajian Al Qur’an dan Hadist, di Pengajian TWU semua yang hadir boleh bicara,
atau bertanya hal apa saja , terkait
Kondisi Bangsa, Perpolitikan Nasional, sampai Perkembangan Dunia International-
Global Premasonary dll.
Malam itu kebetulan
hadir Prof. Dr. Sukmana Soema- Kharijiah JAI waktu itu, bersamaan hadir pula
Ismail Yusanto- Bos dan Juru Bicara HTI.
Karena dua orang ini
diberi kesempatan oleh Gus Miftach untuk berdiskusi terbuka di Forum TWU,
terjadilah Perdebatan Sengit Tentang Konsep Negara Khilafah versi HTI- dan
Khilafat Rohani Versi JAI. Ya, bisa ditebak emosi Theology lalu muncul dari
Dr.Soma maupun Ismail Yusanto- yang beberapa kali menyudutkan JAI dalam
kesempatan Diskusi di TWU.
Singkat cerita,
Diskusi berakhir tengah malam menjelang dini hari. Semua peserta Pengajian TWU
meninggalkan lokasi Permata Hijau Jaksel, kecuali N.Kukuh, Hadi Wahyudi SE, dan
beberapa Ahmadi, yang biasa diminta sharing dengan Gus Miftach sampai jelang
subuh.
Sebelum subuh,
dinihari itu, telpon Gus Miftah berdering. Diseberang ada Suara Ismail Yusanto-
bos HTI, yang setengah menghiba minta tolong ke Gus Miftah, kalo ada
teman-teman yang masih di Permata Hijau, dia minta dibantu menderek mobilnya
yang kena insident dan macet di Pondok Indah- gak jauh dari rumahnya Ahmad
Dhani- Dewa 19.
Tolong di tarik mobil
saya kembali ke Permata Hijau, ujar Ismail Yusanto. Bos HTI bermaksut
menitipkan Mobilnya yang rusak- di rumah Gus Miftach, baru besoknya dia mau
urus ke bengkel katanya.
Hadi Wahyudi dan
Kukuh diminta Gus Miftach, untuk membantu menderek Mobil Ismail, yang beberapa
jam sebelumnya berdebat dengan Dr.Soema- dan menyudut kan Ahmadiyah.
Sesampai kembali di
Permata Hijau, Hadi dan Kukuh langsung pamit cabut balik ke Bogor, karena sudah
jelang Subuh.
Apa yang terjadi
dengan Bos HTI dan Gus Miftach yang memberitahu bahwa , yang menolong narik
mobil bos HTI itu adalah para pengikut Ahmadiyah- yang diserang Ismail beberapa
jam sebelumnya ???
BERSAMBUNG……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar